kajian kali ini adalah bertemakan “Yahudi
Berkonspirasi dalam Media Film & Hiburan”. Hal ini sangat penting,
mengingat bahwa upaya pembentukan “mind-set” (pola pikir), paradigma,
keyakinan, bahkan sampai dengan sikap hidup kaum Muslimin adalah
terancam untuk dibentuk mengikuti pola pikir, keyakinan dan sikap hidup
kaum Freemasonry Yahudi dan Zionisme-nya.
Manusia itu memiliki penglihatan dan pendengaran,
keduanya adalah media yang sangat sensitif dalam menyerap berbagai
informasi. Oleh karena itu, jika tidak sedini mungkin
di-imunisasidengan ‘aqiidah yang benar, maka bisa jadi kaum Muslimin
akan hanyut dalam berbagai konspirasi Yahudi agar kaum Muslimin tidak
lagi istiqomah berpegang-teguh diatas ajaran Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Bukan berarti bahwa kita ini menganut “Teori
Konspirasi”, karena tanpa adanya Teori itu pun bagi kita (kaum Muslimin)
adalah sudah cukup dengan adanya peringatan dari Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم sejak 1434 tahun yang lalu sebagaimana dalam Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 6952, dari Shohabat Abu Saa’id Al Khudry رضي الله عنه sebagai berikut:
لَتَتَّبِعُنَّ
سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ
حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا
رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Artinya:
“Kalian akan mengikuti adat tradisi ummat sebelum
kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Hingga sekiranya
mereka masuk dalam lubang dobb (– sejenis biawak –) sekalipun, niscaya
kalian akan mengikutinya juga.”
Para Shohabat bertanya, “Wahai Rosuulullooh, apakah yang dimaksud itu orang-orang Yahudi dan Nashroni?”
Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjawab, “Kalau bukan mereka, siapa lagi?”
Meskipun demikian, kajian kali ini adalah
untuk menyampaikan berbagai data dan faktabahwa sebenarnya setiap hari
konspirasi Yahudi itu lewat di rumah-rumah kaum Muslimin, baik melalui
acara-acara di TV-TV-nya ataupun di koran / surat-surat kabarnya /
internet atau berbagai acara film dan hiburan yang bisa jadi memori
kita, para istri dan anak-anak kita (sadar ataukah tidak sadar) telah
disusupi “racun-racun” yang berbahaya pada ‘aqiidah, gaya dan pola hidup
kaum Muslimin itu sendiri. Sengaja dalam kajian ini akan disampaikan
berbagai data dan fakta yang diperoleh dari berbagai sumber, agar
semakin membuka kesadaran kaum Muslimin betapa besarnya ancaman
konspirasi Yahudi tersebut.
Sebagaimana dikatakan oleh Samuel Zweimer,
seorang tokoh Yahudi (Ketua Umum Asosiasi Agen Yahudi) dalam Konferensi
Missionaris di Yerusalem pada tahun 1935 M, yang dihadiri oleh utusan
agen Yahudi dari seluruh dunia (dimana terjemahan pidatoZweimer ini
dikutip dari buku Dr. Darauzah Muhammad ‘Izzah berjudul “Al Judzuurul
Qodimah li Ahdaasi Banii Isro’iil wal Yahuud wa Suluukihim wa
Akhlaaqihim”, Maktabah Darul Atlas, Damaskus – Syria, 1970):
“… Yang perlu saudara-saudara perhatikan adalah
bahwa tujuan misi yang telah diperjuangkan bangsa Yahudi dengan mengirim
saudara-saudara ke negeri-negeri Islam,bukanlah untuk mengharapkan kaum
Muslimin beralih ke agama Yahudi atau Kristen. Bukan itu. Tetapi
tugasmu adalah mengeluarkan mereka dari Islam, dantidak berpikir (untuk)
mempertahankan agamanya. Disamping itu saudara-saudara harus menjadikan
mereka jauh dari keluhuran budi, jauh dari watak yang baik….
Saudara-saudara telah mengeluarkan kaum Muslimin
dari agama mereka, sekalipun mereka tetap enggan memakai baju Yahudi
atau baju Kristen. Gaya hidup seperti itulah sasaran perjuangan kita,
yakni para pemuda Islam yang malas, enggan bekerja keras, cenderung
berfoya-foya, hanya gemar mempelajari segala hal yang berkaitan dengan
sensualitas dan nafsu syahwat, bekerja semata-mata demi mengejar
kekayaan material dunia, memburu jabatan, memuaskan nafsunya….
Lanjutkanlah perjuanganmu demi risalah agamamu.
Semoga saudara-saudara semua mendapat berkat dari tuhan kita, Elohim,
Allah yang Maha Suci dan Maha Agung. Lanjutkanlah perjuangan ini hingga
dunia benar-benar terberkati.”
Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى,
Coba kita amati, bukankah perkataan tokoh
Yahudi, Samuel Zweimer tersebut, benar-benar dijalankan secara nyata
oleh mereka? Tidak sedikit diantara generasi muda kaum Muslimin di zaman
sekarang ini telah dibuat senang untuk berfoya-foya, tenggelam
dalam ma’shiyat dan kegemaran mendatangi dunia gemerlap (dugem), narkoba
dan miras (minuman keras); sehingga generasi muda kaum Muslimin itu
tidak menyadari tentang pentingnya membela Al Islaam dan mendekatkan
diri kepada Allooh سبحانه وتعالى.
Yang penting bagi mereka hanyalah uang, uang danuang (fulus –
fulus dan fulus) serta dunia dan dunia. 24 jam waktu dalam sehari itu
bisa jadi diisi oleh mereka dengan 8 jam untuk tidur; selanjutnya dari
sisa waktu 16 jam perhari-nya itu, berapakah yang dipergunakan mereka
untuk membaca Al Qur’an dan Kitab-Kitab Hadiits yangshohiih? Berapa
menit waktu untuk sholat? Berapa waktu yang digunakan untuk
ibadah-ibadah yang sesungguhnya akan dibutuhkannya kelak setelah ia
“ditimbun oleh tanah” (mati)?
Memang sudah merupakan suatu program Yahudi
Internasional bahwa kaum Muslimin itu dibuat agar keluar dari Al
Islaam secara tidak disadarinya. Kaum Muslimin dibuat jauh
dari akhlaaqul kariimah dan jauh dari mempertahankan dien-nya; apalagi
untuk berpikir tentang jihad fii sabiilillah demi menegakkan kalimat
“Laa Ilaaha Illallooh Muhammadur Rosuulullooh” dan membela syari’at
Allooh سبحانه وتعالى.
Freemasonry Yahudi dan Zionis dengan sengaja
menciptakan dan menyebarkan berbagai acara hiburan dan acara-acara yang
melalaikan melalui media-media massa yang 96 %-nya di dunia ini mereka
kuasai itu, dengan tujuan agar kaum Muslimin terpuruk dalam perkara
keduniawian.
Oleh karena itu, jauh-jauh hari Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم
telah bersabda dalam Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhoory no: 6425 dan
Al Imaam Muslim no: 2961, dari Shohabat Abu ‘Ubaidah bin al Jarrooh رضي الله عنه sebagai berikut:
مَا
الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ. وَلَكِنِّى أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ
تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا
أَهْلَكَتْهُمْ
Artinya:
“Demi Allooh, bukan kemiskinan yang aku takutkan
terhadap kalian, tetapi aku justru takut jika dunia dihamparkan kepada
kalian, sebagaimana yang pernah dihamparkan kepada orang-orang sebelum
kalian, lalu mereka saling berlomba untuk mendapatkannya, sehingga
kalian menjadi binasa seperti yang mereka alami.”
Coba perhatikan, berapa banyak diantara kaum
Muslimin yang mengagung-agungkan sepakbola, sehingga bahkan lupa
menegakkan sholat. Sepakbola bagaikan “tuhan” model baru yang menyihir
jutaan kaum Muslimin. Tidak sedikit diantara kaum Muslimin ikut serta
mencoreng-coreng wajahnya sesuai warna kostum kesebelasan sepakbola yang
digandrunginya, atau bahkan sampai rela men-tattoo tubuhnya dengan
simbol kesebelasan yang diidolakannya. Padahal men-tattootubuh itu
adalah harom sebagaimana firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. An Nisaa’ (4) ayat 119:
وَلَأُضِلَّنَّهُمْ
وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ
الْأَنْعَامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ ۚ وَمَنْ
يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ
خُسْرَانًا مُبِينًا
Artinya:
“Dan aku (syaithoon) benar-benar akan menyesatkan
mereka (manusia), dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada
mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak),
lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah
ciptaan Allooh), lalu benar-benar mereka mengubahnya”. Barangsiapa yang
menjadikan syaithoon menjadi pelindung selain Allooh, maka sesungguhnya
ia menderita kerugian yang nyata.”
Makna “mengubah ciptaan Allooh سبحانه وتعالى” didalam Kitab Tafsiir Ibnu Katsiir, dimana beliau رحمه الله menukil perkataan seorang tabi’iin Al-Hasan Al-Bashri رحمه الله adalah denganmen-tattoo.
Semua itu adalah bagian dari krisis ‘aqiidah dan
akhlaq kaum Muslimin, yang menunjukkan betapa suksesnya program Yahudi
Internasional dalam menjauhkan kaum Muslimin dari dien-nya.
Oleh karena itu, kita sebagai kaum Muslimin tidak
boleh bersikap dingin, acuh tak acuh dan diam saja terhadap berbagai
kemungkaran yang merebak di zaman sekarang, dengan mengatakan, “Ah
sudahlah, terserahlah pemuda-pemuda itu mau berbuat apa… Toh yang
penting aku ini tidak ikut-ikutan mereka. Yang penting diriku sendiri
selamat…”
Ketika kaum Muslimin bersikap apatis, dingin, acuh
tak acuh terhadap kemungkaran; maka kemungkaran itu akan semakin
merajalela karena tidak ada yang menghambatnya. Tidak ada yang
mengingatkan, tidak ada yang mengingkarinya. Ketika hal itu terjadi,
justru akan semakin mengancam orang-orang yang mengaku dirinya shoolih.
Karena orang-orang yang shoolih itu akan semakin terjepit, semakin aneh
dan semakin terasing ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Itulah akibat
yang akan terjadi ketika ia enggan ber-amar ma’ruf dan nahi munkar.
Padahal dari asal katanya (dalam pelajaran Sorof), maka “Al Islaam” adalah merupakan sesuatu yang bersifat aktif:
أسلم — يسلم –- إسلام
Islaamun — Yuslimu — Aslama
Kata “Aslama” memberikan implikasi
bahwa seorang Muslim itu haruslah aktif melakukan sesuatu,
yaitu: pasrah, tunduk, taat, dan patuh kepada Allooh سبحانه وتعالى. Jadi “Muslim” adalah seseorang yang:
1. Berpasrah diri serta tunduk kepada Allooh سبحانه وتعالى dengan cara sekuat tenaga meng-Esa-kan Allooh سبحانه وتعالى, atau ber-tauhiid.
2. Menunjukkan kepatuhan dengan keta’atanhanya kepada Alloohسبحانه وتعالى.
3. Berusaha membebaskan diri sepenuhnya dari kesyirikan serta penganut kesyirikan.
Dengan demikian, seorang Muslim di dalam hidupnya
haruslah secara aktif terus-menerus melakukan tindakan ke dalam dan ke
luar dirinya. Tindakan ke dalam dirinya dilakukan dengan ber-tauhiid,
patuh, pasrah dan taat hanya kepada Allooh
سبحانه وتعالى,
sementara tindakan ke luar dirinya dilakukan dengan menentang segala
bentuk kesyirikan, kema’shiyatan, kekufuran, dan bid’ah(silakan baca
kembali artikel “Makna Al Islaam” berdasarkan pemahaman Ahlus Sunnah Wal
Jamaa’ah yang pernah dimuat pada Blog ini, atau klik:
http://ustadzrofii.wordpress.com/2010/11/20/makna-al-islaam/).
Dahulu, para pendahulu ummat yang shoolih dari
kalangan para Shohabat, Tabi’iin, Tabi’ut Tabi’iin dan orang-orang
yang shoolih yang mengikuti mereka dengan setia setelahnya; memahami
makna “Al Islaam” ini dengan benar. Mereka tidak bersifat pasif sebagai
Muslim; namun mereka itu semuanya bersifat aktif, bergerak
menyelamatkan dien-nya, berupaya terus-menerus menegakkan perintah
Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم, membela syari’at Allooh سبحانه وتعالى, ber-amar ma’ruf dan nahi munkar, memerangi kesyirikan, kema’shiyatan dan kebid’ahan sehingga Allooh سبحانه وتعالى
menjadikan Islam itu berjaya. Namun, sangat berbeda dengan Muslim di
zaman sekarang; yang mana sebagian besar diantara mereka tidak memahami
“Al Islaam” dengan pemahaman yang benar, sehingga mereka bersifat pasif,
seakan-akan dengan tercantumnya kata “Islam” pada KTP-nya saja sudah
cukup; namun dalam keyakinannya, pola pikir dan perilaku hidup
kesehariannya ia adalah jauh dari apa yang disyari’atkan oleh Allooh سبحانه وتعالى. Berapa persen dari hidup kaum Muslimin di zaman sekarang yang diperuntukkan untuk Al Islaam? Berapa persen untuk Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuul-Nya صلى الله عليه وسلم?
Berapa persen untuk keluarganya? Dan berapa persen yang habis untuk
sekedar memuaskan syahwatnya, kecintaannya pada duniawi dan uang
(fulus)? Maka hendaklah setiap diri kita melakukan introspeksi terhadap
hal ini.