Shalawat ini merupakan shalawat yang luar biasa bahkan orang lain sering menyebutnya dengan Shalawat Adrikiyah, Shalawat Adrikni dan Shalawat Khitab. Karena mempunyai manfaat, khasiat, dan fadilah yang luar biasa dari shalawat ini.
Rosulullah saw pernah bersabda, “Barang siapa membaca shalawat tersebut , maka Allah SWT akan memberikan kemudahan dalam segala hal.” Shalawat ini telah diajarkan Rosulullah kepada Syekh Hamid Affandy Al Imadi dalam sebuah mimpi.
Bahkan jika kita membaca shalawat ini sebanyak 1000 kali pada malam jum’at dan dilanjutkan pada malam – malam berikutnya sampai bertemu dengan hari jumat kembali (8 hari tanpa putus) maka akan dikabulkan apa yang diinginkan (hajat) dan Insya Allah dapat bermimpi ketemu dengan Rosulullah.
Dan berikut ini bacaan shalawat Adrikiyah/Adrikni dalam bahasa latin
Asholatu wassalamu alaika yaa sayyidi yaa rosulallah khudz biyadi qollat hilati adrikni.
Artinya:
Rahmat dan sejahtera semoga melimpah kepadamu, wahai junjunganku rosullulahu SAW, peganglah tanganku,sedikit sekali upayaku maka temukanlah aku.
Nah itulah yang dimaksud dengan shalawat Adrikiyah/Adrikni. Cukup mudah untuk dihapalkan jadi tidak ada salahnya jika kita menghapal shalawat yang satu ini.
Beberapa khasiat yang bisa kita dapatkan dari shalawat Adrikiyah/Adrikni diantaranya ;
Mendapatkan rezeki yang berlimpahMembuang sengkolo atau kesialanMembuka mata batin, dll
Adapun cara membaca shalawat tersebut dengan baik dan benar, jadi ketika kita membaca “Asholatu wassalamu alaika ya sayyidi ya rosulullah” (dibaca dengan keras) kemudian pada bagian “Khudz biyadi qollat hilati adrikni” (dibaca dalam hati saja).
Untuk cara pengamalannya bisa kalian ikut langkah – langkah dibawah ini :
Melaksanakan shalat hajat seperti biasanyaPada rakaat pertama kita baca surat Al Kafirun atau Alam NasyrohKemudian pada rakaat kedua baca surat Al Ikhlas atau Al Kautsar
Setelah itu kita tawasulan terlebih dahulu yang di tunjukan kepada :
Kepada Nabi Muhammad saw
Kepada Malaikat Muqorrobin
Kepada Kulafaur Rasydin, Umar ra, Abubakar ra, ustman ra dan Sayidina ali KWKepada Syekh Abdul Qodir JailaniKepada Para Aulia, Shalihin yang terdahulu
Kepada para guru yang telah mengijazahkan amalan ini
Terakhir kepada orang tua kita.
Selanjutnya kita :
Baca Istigfar sebanyak 100 kaliBaca Tasbih sebanyak 100 kaiBaca Laa ilaaha illallaahu sebanyak 100 kali (lebih bagus jika lengkap)
Setelah semua itu dilakukan baru kita membaca shalawat Adrikiyah/Adrikni sebanyak 100 kali atau 1000 kali.
Sedikit saran bagi kalian yang ingin membaca dan mengamalkan shalwat Adrikiyah/Adrikni bisa dengan cara dan waktu sebagai berikut :
Jika kalian mempunyai hajat maka baca shalawat ini minimal 11 kali setelah selesai melakukan shalat dan 100 kali setiap malam selesai shalat hajat. Agar lebih afdol lagi bisa kalian baca setiap malam jum’at sebanyak 100 – 1000 kali dan jangan hanya dibaca ketika ada hajat saja melainkan dilakukan secara rutin dan istiqomah baik dalam ada hajat atau tidak.
Untuk lebih meyakinkan lagi terhadap apa saja yang bisa kita ambil dan bisa kita rasakan dengan mengamalkan shalawat yang satu ini. Akan aku sebutin beberapa fadilah, khasiat dan manfaat dari shalawat Adrikiyah/Adrikni yang pelu kita ketahui.
Khasiat, Fadilah dan Keutamaan dari Shalawat Adrikiyah/Adrikni
Jika ingin membuka mata batin dan bisa atau mampu menembus dimensi alam astral maka bisa dengan membaca shalawat Adrikiyah/Adrikni sebanyak 103 kali setiap harinya.Jika ingin mendapatkan rezeki yang melimpah dan datang tanpa disangka – sangka maka bisa dengan membaca shalawat Adrikiyah/Adrikni sebanyak 333 kali setelah selesai melakukan shalat subuh secara istiqomah.Jika kita sedang mempunyai masalah dan ingin mencari jalan keluarnya bisa dengan membaca shalawat Adrikiyah/Adrikni sebanyak 221 kali setiap malam hari tepatnya pada jam 23.00, lakukan secara istiqomah Insya Allah akan mendapatkan jalan keluarnya.Jika ingin apa yang kita idamkan apa yang kita inginkan bisa terkabul dengan mudah bisa dengan membaca shalawat Adrikiyah/Adrikni sebanyak 7 kali sebelum kita tidur, Insya Allah akan cepat terkabul.Jika ada keluarga atau sodara yang terkena santet, kesurupan atau yang lainnya bisa kita sembuhkan dengan membaca shalawat Adrikiyah/Adrikni sebanyak 9 kali kemudian tiupkan pada segelas air putih dan minumkan pada orang yang sedang terkena hal tersebut.
Jika kita selalu terkena sial atau tidak ingin terkena sial dan selau dilindungi jika akan mendapatkan sial bisa dengan membaca shalawat Adrikiyah/Adrikni sebanyak 21 kali di setiap harinya.Jika diantara kalian ada yang ingin bermimpi bertemu dengan para Nabi dan Wali Allah bisa dengan membaca shalawat Adrikiyah/Adrikni sebanyak 11 kali sebelum kita tidur dan lakukan secara istiqomah, Insya Allah kita akan bisa bertemu.
Nah itulah beberapa Khasiat, Fadilah dan Keutamaan yang sangat luar biasa dari shalawat Adrikiyah/Adrikni yang bisa kita dapatkan dengan cara mengamalkannya. Selain itu ada juga shlawat lainnya yang bisa kita amalkan dan mempunyai beberapa fadilah yang sangat luar biasa juga. Ingat jangan hanya dilakukan atau di baca ketika kita butuh saja, melaikan harus terus dan terus dibaca agar kita selalu terlindungi dan dimudahkan dalam segala hal urusan yang kita hadapi di dunia.
Semoga bermanfaat. Jangan lupa baca Artikel lainnya.
Rofiah
Blognya Rofiah
Saturday, September 9, 2017
Dahsyatnya Shalawat Adrikiyah
Label:
Manfaat
anak sulung yang mencoba menghadapi dunia sendirian, menulis adalah pelarian dari hiruk piruk dunia dan seisinya
Cara Agar Hasil Jahitan Lurus
Cara menjahit agar bisa lurus dari mesin jahit tentunya berkaitan dengan rapinya suatu jahitan. Biasanya bagi mereka yang baru belajar (seperti saya)menjahit dengan menggunakan mesin jahit masih kesulitan untuk melakukannya. Sangat sulit sampai saya hampir menangis 😫 gara-gara lebih 50 jahitan riject semua. Di artikel ini khusus mengulas cara menjahit supaya mendapatkan hasil yang lurus dan rapi.
Menjahit merupakan sebuah keahlian yang melekat pada kaum wanita sejak dahulu. Namun dikarenakan perkembangan zaman maka menjahit menjadi sebuah profesi, bahkan berpotensi sebagai peluang usaha yang tak ada matinya. Disebabkan menjahit adalah keahlian atau kompentensi maka dibutuhkan waktu untuk menguasainya dengan banyak latihan dan praktik menjahit. Menjahit bukan memang tak mudah tetapi jika kita mau sabar belajar terus maka kita bisa menguasai mesin jahit dengan mudah.
Cara Menjahit Agar Bisa Lurus dari Mesin Jahit
Mendapatkan hasil jahitan yang rapi serta lurus pada dasarnya tidak ada teknik khusus, namun lebih mengandalkan kebiasaan bersama benang dan jarum jahit. Jadi tanamkan dalam diri siap berlatih menjahit setiap hari dengan rutin, agar keahlian menjahit yang lurus bisa segera dicapai. Berikut sebuah panduan bersama mesin jahit yang bisa membantu pembaca cepat menjahit lurus dan rapi.
1. Pengukuran
Pengukuran menjadi langkah awal yang menentukan kualitas jahitan seseorang. Sebelum memotong kain yang akan dijahit, pastikan ukuran yang telah digambar sesuai dengan desain yang dirancang sebelumnya. Ukuran yang salah bisa mengakibatkan hasil jahitan kita tidak lurus dan melenceng. Tipsnya lakukan pengecekan ulang terhadap ukuran dari setiap gambar potongan kain sebelum dipotong dengan gunting.
2. Menggambar pola dengan pensil
Gambar pola dengan pensil pada sebuah kain membantu kita menentukan ukuran dan potongan kain yang pas. Gambar kain dengan memperhatikan bentuk kain dibandingkan dengan pola baju yang akan dijahit. Selain untuk menghemat kain, gambar pola yang baik berguna mengurangi kesalahan dalam menjahit nantinya.
3. Menggunakan jarum pentul
Jarum pentul berfungsi membantu penjahit untuk merapikan kain yang akan dijahit. Sebab terkadang kain tidak mau menempel dengan baik, sehingga butuh jarum pentul untuk membuatnya tidak kusut. Namun jangan terlalu banyak meletakkan jarum pentul karena mempersulit dalam meletakkan kain di mesin jahit, gunakan jarum pentul seperlunya saja.
4. Letakkan kain dengan baik di mesin jahit
Posisi kain sebaiknya diubah-ubah agar memperoleh posisi yang paling tepat, yakni tidak kusut atau berkerut. Untuk membuatnya lurus bisa dibantu dengan kedua tangan. Pastikan kain dalam kondisi lurus bebas kerutan sebelum menjalankan mesin jahit.
Sekian uraian cara menjahit agar bisa lurus dari mesin jahit, dan semoga segera pandai menjahit. Dan doakan saya juga supaya lekas pintar menjahit. Hehe. Jangan lupa baca artikel lain di blog ini. Terima kasih sudah mampir.
Menjahit merupakan sebuah keahlian yang melekat pada kaum wanita sejak dahulu. Namun dikarenakan perkembangan zaman maka menjahit menjadi sebuah profesi, bahkan berpotensi sebagai peluang usaha yang tak ada matinya. Disebabkan menjahit adalah keahlian atau kompentensi maka dibutuhkan waktu untuk menguasainya dengan banyak latihan dan praktik menjahit. Menjahit bukan memang tak mudah tetapi jika kita mau sabar belajar terus maka kita bisa menguasai mesin jahit dengan mudah.
Cara Menjahit Agar Bisa Lurus dari Mesin Jahit
Mendapatkan hasil jahitan yang rapi serta lurus pada dasarnya tidak ada teknik khusus, namun lebih mengandalkan kebiasaan bersama benang dan jarum jahit. Jadi tanamkan dalam diri siap berlatih menjahit setiap hari dengan rutin, agar keahlian menjahit yang lurus bisa segera dicapai. Berikut sebuah panduan bersama mesin jahit yang bisa membantu pembaca cepat menjahit lurus dan rapi.
1. Pengukuran
Pengukuran menjadi langkah awal yang menentukan kualitas jahitan seseorang. Sebelum memotong kain yang akan dijahit, pastikan ukuran yang telah digambar sesuai dengan desain yang dirancang sebelumnya. Ukuran yang salah bisa mengakibatkan hasil jahitan kita tidak lurus dan melenceng. Tipsnya lakukan pengecekan ulang terhadap ukuran dari setiap gambar potongan kain sebelum dipotong dengan gunting.
2. Menggambar pola dengan pensil
Gambar pola dengan pensil pada sebuah kain membantu kita menentukan ukuran dan potongan kain yang pas. Gambar kain dengan memperhatikan bentuk kain dibandingkan dengan pola baju yang akan dijahit. Selain untuk menghemat kain, gambar pola yang baik berguna mengurangi kesalahan dalam menjahit nantinya.
3. Menggunakan jarum pentul
Jarum pentul berfungsi membantu penjahit untuk merapikan kain yang akan dijahit. Sebab terkadang kain tidak mau menempel dengan baik, sehingga butuh jarum pentul untuk membuatnya tidak kusut. Namun jangan terlalu banyak meletakkan jarum pentul karena mempersulit dalam meletakkan kain di mesin jahit, gunakan jarum pentul seperlunya saja.
4. Letakkan kain dengan baik di mesin jahit
Posisi kain sebaiknya diubah-ubah agar memperoleh posisi yang paling tepat, yakni tidak kusut atau berkerut. Untuk membuatnya lurus bisa dibantu dengan kedua tangan. Pastikan kain dalam kondisi lurus bebas kerutan sebelum menjalankan mesin jahit.
Sekian uraian cara menjahit agar bisa lurus dari mesin jahit, dan semoga segera pandai menjahit. Dan doakan saya juga supaya lekas pintar menjahit. Hehe. Jangan lupa baca artikel lain di blog ini. Terima kasih sudah mampir.
anak sulung yang mencoba menghadapi dunia sendirian, menulis adalah pelarian dari hiruk piruk dunia dan seisinya
Friday, February 24, 2017
Administrasi Kepegawaian
Pengertian Administrasi Kepegawaian
Administrasi kepegawaian berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam kegiatan belajar ini telah dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian, ruang lingkup, dan fungsi/aktivitas kepegawaian.
Sistem Administrasi Kepegawaian
Sistem administrasi kepegawaian adalah bagian dari administrasi negara yang kebijaksanaannya ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pola kebijaksanaannya tergantung pada bentuk negara yang dianut suatu negara, apakah federal ataukah kesatuan.
Kebijaksanaan dasar sistem administrasi kepegawaian di negara kita mengacu pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, adil, dan bermoral tinggi, diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi Teknis Administrasi Kepegawaian
Administrasi kepegawaian pada hakikatnya melakukan dua fungsi yaitu fungsi manajerial, dan fungsi operatif (teknis). Fungsi manajerial berkaitan dengan pekerjaan pikiran atau menggunakan pikiran (mental) meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian pegawai. Sedangkan fungsi operatif (teknis), berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan fisik, meliputi pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemensiunan pegawai.
FUNGSI UMUM ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai dapat didefinisikan sebagai proses penentuan kebutuhan pegawai pada masa yang akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga kerja yang ada. Perencanaan pegawai merupakan bagian penting dari dan sebagai kontributor pada proses perencanaan strategis karena membantu organisasi dalam menentukan sumber-sumber yang diperlukan dan membantu menentukan apa yang benar-benar dapat dicapai dengan sumber-sumber yang tersedia.
Perencanaan pegawai yang baik akan memperbaiki pemanfaatan pegawai, menyesuaikan aktivitas pegawai dan kebutuhan di masa depan secara efisien, meningkatkan efisiensi dalam merekrut pegawai baru serta melengkapi informasi tentang kepegawaian yang dapat membantu kegiatan kepegawaian dan unit organisasi lainnya. Melalui perencanaan dapat diketahui kekurangan dibanding kebutuhan sehingga dapat dilakukan perekrutan pegawai baru, promosi, dan transfer secara proaktif sehingga tidak mengganggu kegiatan organisasi.
Dalam membuat perencanaan pegawai perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal organisasi. Di samping itu, perlu pula diperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh sebagaimana dikemukakan Miller Burack dan Maryann.
Pengorganisasian Kepegawaian
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang perlu, penetapan tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian mengantarkan semua sumber dasar (manusia dan nonmanusia) ke dalam suatu pola tertentu sedemikian rupa sehingga orang-orang yang bekerja di dalamnya dapat bekerja sama secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu akibat dari pengorganisasian adalah terbentuknya struktur organisasi dan dalam struktur organisasi akan nampak bagaimana hubungan antara satu unit dengan unit lain. Dengan kata lain, struktur organisasi akan mempengaruhi aliran kerja, delegasi wewenang dan tanggung jawab, sistem kontrol dan pengendalian, serta arus perintah dan pertanggungjawaban. Oleh karena itu, dalam mendesain struktur organisasi bagian kepegawaian perlu dipertimbangkan berbagai faktor sebagaimana telah diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
Pengarahan Pegawai
Ada banyak teori dan keyakinan tentang apa yang memotivasi pegawai. Secara keseluruhan tidak ada kesepakatan tentang motivasi. Oleh karena itu, sangat sulit bagi organisasi untuk sampai pada kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan semua pegawai. Selain itu, bagi organisasi dengan skala apa pun, membuat analisis mendalam tentang apa yang memotivasi setiap pegawai adalah tidak praktis. Namun, ada aturan-aturan praktis yang dapat diikuti setidak-tidaknya untuk membantu memotivasi pegawai dan meningkatkan kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut.
1.
Jelaskan kepada para pegawai apa yang dimaksud dengan kinerja efektif dan pastikan bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka;
2.
Pastikan bahwa ada hubungan jelas antara kinerja dan penghargaan (imbalan) dan bahwa setiap hubungan semacam itu dikomunikasikan kepada para pegawai;
3.
Pastikan bahwa semua pegawai diperlakukan secara adil dan penilaian tentang kinerja adalah objektif;
4.
Bilamana mungkin, kembangkan jenis-jenis penghargaan yang berbeda, tidak semua orang dapat dinaikkan pangkatnya (dipromosikan) atau perlu dinaikkan pangkatnya;
5.
Doronglah semangat seluwes mungkin di dalam lingkungan kerja dan kembangkan gaya manajemen yang mudah diserap dan mampu diubah-ubah untuk menyesuaikan orang dan lingkungan
6.
Kembangkan sebuah sistem manajemen kinerja atau setidaknya tetapkan sasaran yang dapat dicapai tetapi dapat terus berkembang;
7.
Perhitungkan semua faktor lingkungan dan sosial, seperti kenyamanan dan sarana lingkungan kerja, interaksi sosial diantara pegawai, pokoknya semua faktor yang dapat menjadi sumber ketidakpuasan.
Pengendalian Pegawai
Pengawasan sebagai bagian dari pengendalian merupakan proses pengukuran dan penilaian tingkat efektivitas kerja pegawai dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Setiap kegiatan pengawasan memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam bekerja, yang dalam penilaian kinerja disebut standar pekerjaan.
Standar adalah suatu kriteria atau model baku yang akan diperbandingkan dengan hasil nyata. Banyak jenis standar yang dapat dipergunakan dalam pengendalian kegiatan-kegiatan kepegawaian. Dalam mengendalikan unit/bagian kepegawaian, pimpinan harus mampu menemukan butir-butir pengendalian strategis yang dapat dipantau berdasarkan penyimpangan.
PENGADAAN PEGAWAI
Perencanaan dan Rekrutmen
Salah satu fungsi Kepegawaian adalah pengadaan pegawai. Dalam kegiatan pengadaan pegawai ini harus dilihat apakah ada formasi yang lowong, di samping itu perlu pula dilihat kebutuhan sumber daya manusia, banyaknya kebutuhan dan jenisnya pekerjaan. Setelah pasti ada formasi yang lowong, maka baru diadakan serangkaian kegiatan untuk menjaring pegawai yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit beserta kualifikasinya.
Sedangkan perekrutan merupakan proses penarikan sejumlah calon yang memiliki potensi untuk ditarik menjadi pegawai yang dilakukan melalui berbagai macam kegiatan. Perekrutan yang efektif secara konseptual memiliki beberapa hambatan yang dapat bersumber dari kebijakan organisasi maupun dari perencanaan sumber daya manusia. Dalam ketentuan perundang-undangan Kepegawaian Negara terdapat ketentuan yang mengatur formasi yaitu Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2003 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.
Dalam rangka menentukan jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan oleh suatu unit organisasi, harus ditetapkan oleh seorang pejabat yang berwenang dalam jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan, dengan tujuan agar unit organisasi itu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan tepat pada waktunya.
Seleksi, Orientasi, dan Pengangkatan
Kegiatan seleksi tidak hanya merupakan proses pemilihan pegawai dari sekian banyak pelamar yang dijaring melalui proses perekrutan, tetapi juga proses pemilihan calon pegawai terhadap organisasi yang akan dimasuki. Pegawai yang telah lolos seleksi akan diprioritaskan untuk mengikuti kegiatan orientasi sebelum yang bersangkutan ditempatkan dan mulai bekerja. Orientasi sangat penting terutama bagi pegawai baru. Hal ini dikarenakan apa yang diperoleh pertama kali seseorang memasuki dunia kerja akan berkesan lama, dan ini akan mempengaruhi pegawai tersebut.
Orientasi merupakan upaya untuk mensosialisasikan nilai-nilai organisasi, pekerjaan, dan rekan-rekan pada pegawai baru, yang dilakukan melalui sebuah program formal maupun informal. Bagi pegawai lama yang akan menduduki jabatan baru, orientasi juga perlu. Mereka dapat belajar terlebih dahulu tanggung jawab yang akan dikerjakannya.
Administrasi kepegawaian berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam kegiatan belajar ini telah dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian, ruang lingkup, dan fungsi/aktivitas kepegawaian.
Sistem Administrasi Kepegawaian
Sistem administrasi kepegawaian adalah bagian dari administrasi negara yang kebijaksanaannya ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pola kebijaksanaannya tergantung pada bentuk negara yang dianut suatu negara, apakah federal ataukah kesatuan.
Kebijaksanaan dasar sistem administrasi kepegawaian di negara kita mengacu pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, adil, dan bermoral tinggi, diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi Teknis Administrasi Kepegawaian
Administrasi kepegawaian pada hakikatnya melakukan dua fungsi yaitu fungsi manajerial, dan fungsi operatif (teknis). Fungsi manajerial berkaitan dengan pekerjaan pikiran atau menggunakan pikiran (mental) meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian pegawai. Sedangkan fungsi operatif (teknis), berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan fisik, meliputi pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemensiunan pegawai.
FUNGSI UMUM ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai dapat didefinisikan sebagai proses penentuan kebutuhan pegawai pada masa yang akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga kerja yang ada. Perencanaan pegawai merupakan bagian penting dari dan sebagai kontributor pada proses perencanaan strategis karena membantu organisasi dalam menentukan sumber-sumber yang diperlukan dan membantu menentukan apa yang benar-benar dapat dicapai dengan sumber-sumber yang tersedia.
Perencanaan pegawai yang baik akan memperbaiki pemanfaatan pegawai, menyesuaikan aktivitas pegawai dan kebutuhan di masa depan secara efisien, meningkatkan efisiensi dalam merekrut pegawai baru serta melengkapi informasi tentang kepegawaian yang dapat membantu kegiatan kepegawaian dan unit organisasi lainnya. Melalui perencanaan dapat diketahui kekurangan dibanding kebutuhan sehingga dapat dilakukan perekrutan pegawai baru, promosi, dan transfer secara proaktif sehingga tidak mengganggu kegiatan organisasi.
Dalam membuat perencanaan pegawai perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal organisasi. Di samping itu, perlu pula diperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh sebagaimana dikemukakan Miller Burack dan Maryann.
Pengorganisasian Kepegawaian
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang perlu, penetapan tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian mengantarkan semua sumber dasar (manusia dan nonmanusia) ke dalam suatu pola tertentu sedemikian rupa sehingga orang-orang yang bekerja di dalamnya dapat bekerja sama secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu akibat dari pengorganisasian adalah terbentuknya struktur organisasi dan dalam struktur organisasi akan nampak bagaimana hubungan antara satu unit dengan unit lain. Dengan kata lain, struktur organisasi akan mempengaruhi aliran kerja, delegasi wewenang dan tanggung jawab, sistem kontrol dan pengendalian, serta arus perintah dan pertanggungjawaban. Oleh karena itu, dalam mendesain struktur organisasi bagian kepegawaian perlu dipertimbangkan berbagai faktor sebagaimana telah diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
Pengarahan Pegawai
Ada banyak teori dan keyakinan tentang apa yang memotivasi pegawai. Secara keseluruhan tidak ada kesepakatan tentang motivasi. Oleh karena itu, sangat sulit bagi organisasi untuk sampai pada kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan semua pegawai. Selain itu, bagi organisasi dengan skala apa pun, membuat analisis mendalam tentang apa yang memotivasi setiap pegawai adalah tidak praktis. Namun, ada aturan-aturan praktis yang dapat diikuti setidak-tidaknya untuk membantu memotivasi pegawai dan meningkatkan kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut.
1.
Jelaskan kepada para pegawai apa yang dimaksud dengan kinerja efektif dan pastikan bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka;
2.
Pastikan bahwa ada hubungan jelas antara kinerja dan penghargaan (imbalan) dan bahwa setiap hubungan semacam itu dikomunikasikan kepada para pegawai;
3.
Pastikan bahwa semua pegawai diperlakukan secara adil dan penilaian tentang kinerja adalah objektif;
4.
Bilamana mungkin, kembangkan jenis-jenis penghargaan yang berbeda, tidak semua orang dapat dinaikkan pangkatnya (dipromosikan) atau perlu dinaikkan pangkatnya;
5.
Doronglah semangat seluwes mungkin di dalam lingkungan kerja dan kembangkan gaya manajemen yang mudah diserap dan mampu diubah-ubah untuk menyesuaikan orang dan lingkungan
6.
Kembangkan sebuah sistem manajemen kinerja atau setidaknya tetapkan sasaran yang dapat dicapai tetapi dapat terus berkembang;
7.
Perhitungkan semua faktor lingkungan dan sosial, seperti kenyamanan dan sarana lingkungan kerja, interaksi sosial diantara pegawai, pokoknya semua faktor yang dapat menjadi sumber ketidakpuasan.
Pengendalian Pegawai
Pengawasan sebagai bagian dari pengendalian merupakan proses pengukuran dan penilaian tingkat efektivitas kerja pegawai dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Setiap kegiatan pengawasan memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam bekerja, yang dalam penilaian kinerja disebut standar pekerjaan.
Standar adalah suatu kriteria atau model baku yang akan diperbandingkan dengan hasil nyata. Banyak jenis standar yang dapat dipergunakan dalam pengendalian kegiatan-kegiatan kepegawaian. Dalam mengendalikan unit/bagian kepegawaian, pimpinan harus mampu menemukan butir-butir pengendalian strategis yang dapat dipantau berdasarkan penyimpangan.
PENGADAAN PEGAWAI
Perencanaan dan Rekrutmen
Salah satu fungsi Kepegawaian adalah pengadaan pegawai. Dalam kegiatan pengadaan pegawai ini harus dilihat apakah ada formasi yang lowong, di samping itu perlu pula dilihat kebutuhan sumber daya manusia, banyaknya kebutuhan dan jenisnya pekerjaan. Setelah pasti ada formasi yang lowong, maka baru diadakan serangkaian kegiatan untuk menjaring pegawai yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit beserta kualifikasinya.
Sedangkan perekrutan merupakan proses penarikan sejumlah calon yang memiliki potensi untuk ditarik menjadi pegawai yang dilakukan melalui berbagai macam kegiatan. Perekrutan yang efektif secara konseptual memiliki beberapa hambatan yang dapat bersumber dari kebijakan organisasi maupun dari perencanaan sumber daya manusia. Dalam ketentuan perundang-undangan Kepegawaian Negara terdapat ketentuan yang mengatur formasi yaitu Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2003 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.
Dalam rangka menentukan jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan oleh suatu unit organisasi, harus ditetapkan oleh seorang pejabat yang berwenang dalam jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan, dengan tujuan agar unit organisasi itu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan tepat pada waktunya.
Seleksi, Orientasi, dan Pengangkatan
Kegiatan seleksi tidak hanya merupakan proses pemilihan pegawai dari sekian banyak pelamar yang dijaring melalui proses perekrutan, tetapi juga proses pemilihan calon pegawai terhadap organisasi yang akan dimasuki. Pegawai yang telah lolos seleksi akan diprioritaskan untuk mengikuti kegiatan orientasi sebelum yang bersangkutan ditempatkan dan mulai bekerja. Orientasi sangat penting terutama bagi pegawai baru. Hal ini dikarenakan apa yang diperoleh pertama kali seseorang memasuki dunia kerja akan berkesan lama, dan ini akan mempengaruhi pegawai tersebut.
Orientasi merupakan upaya untuk mensosialisasikan nilai-nilai organisasi, pekerjaan, dan rekan-rekan pada pegawai baru, yang dilakukan melalui sebuah program formal maupun informal. Bagi pegawai lama yang akan menduduki jabatan baru, orientasi juga perlu. Mereka dapat belajar terlebih dahulu tanggung jawab yang akan dikerjakannya.
anak sulung yang mencoba menghadapi dunia sendirian, menulis adalah pelarian dari hiruk piruk dunia dan seisinya
Thursday, February 2, 2017
Penyimpanan Arsip Sistem Nomor
Sistem nomor adalah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang disusun dengan menggunakan
kode angka/nomor. Adapun sistem nomor yang digunakan berdasarkan peraturan yang sudah lazim digunakan yakni.
Contoh:
Filing sistem ini diciptakan oleh Malvile Dewey. Sistem ini disebut juga sistem desimal dengan menggunakan notasi angka 0-9. Untuk menyusun arsip dengan sistem nomor kita perlu membuat daftar klasifikasi, daftar klasifikasi ini adalah daftar yang memuat segala persoalan kegiatan yang ada di dalam kantor/perusahaan.
Membuat daftar klasifikasi Dewey memerlukan pemikiran yang tajam, karena setiap tingkat permasalahan hanya dibuat 10 masalah saja. Masalah utama terdiri dari 10 masalah. Setiap satu masalah utama terdiri dari 10 sub masalah. Setiap satu sub masalah terdiri dari 10 sub-sub masalah. Oleh karena itu, pengelompokan nama masalah harus benar-benar teliti, sehingga semua masalah surat dapat tercakup semua dalam klasifikasi.
Contoh daftar klasifikasi nomor Dewey.
Masalah utama Sub Masalah Sub-sub Masalah
000 Organisasi
100 Kepegawaian
100 Upah
110 Cuti
110 Cuti Melahirkan
111 Cuti Sakit
112 Cuti Tahunan
200 Keuangan
200 Kredit
210 Pajak
210 Pajak Motor
211 Pajak Mobil
212 PBB
213 PPH
Setelah membuat daftar klasifikasi, hal berikutnya dalam penyimpanan kearsipan adalah mempersiapkan peralatan dan perlengkapan. Berikut ini adalah jenis perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam sistem Dewey.
1. Filing cabinet
Diperlukan 10 Laci filing cabinet, kode laci ini sebagai penunjuk masalah utama. Kode laci ini berurutan sebagai berikut.
Laci 1 Kodenya 000
Laci 2 Kodenya 100
Laci 3 Kodenya 200
Laci 4 Kodenya 300
Laci 5 Kodenya 400
Laci 6 Kodenya 500
Laci 7 Kodenya 600
Laci 8 Kodenya 708
Laci 9 Kodenya 800
Laci 10 Kodenya 900
2. Guide
Setiap masalah utama terdiri dari 10 sub masalah. Maka apabila ada 10 masalah utama berarti ada 100 sub masalah. Oleh karena itu dibutuhkan pula guide sebanyak 100 buah. Untuk Kode guidenya sendiri dapat dilihat sebagai berikut.
Guide 1 Kodenya 000
Guide 2 Kodenya 010
Guide 3 Kodenya 020
Guide 4 Kodenya 030
Guide 5 Kodenya 040
Guide 6 Kodenya 050
Guide 7 Kodenya 060
Guide 8 Kodenya 070
Guide 9 Kodenya 080
Guide 10 Kodenya 090
3. Hanging Folder
Setiap sub masalah terdiri dari 10 sub-sub masalah. Jika ada 100 sub masalah berarti dibutuhkan 1.000 hanging folder. Hanging folder ini terletak dibelakang guide. Pada guide 010, terdapat 10 hanging folder yang berkode sebagai berikut.
Hanging folder 1 Kodenya 010
Hanging folder 2 Kodenya 011
Hanging folder 3 Kodenya 012
Hanging folder 4 Kodenya 013
Hanging folder 5 Kodenya 014
Hanging folder 6 Kodenya 015
Hanging folder 7 Kodenya 016
Hanging folder 8 Kodenya 017
Hanging folder 9 Kodenya 018
Hanging folder 10 Kodenya 019
d. Kartu indeks
Kartu indeks digunakan untuk mencatat setiap surat yang disimpan.
e. Rak sortir
Jumlah rak sortir disesuaikan dengan kebutuhann.
Setelah peralatannya sudah tersedia, maka langkah selanjutnya adalah penyimpanan dengan menggunakan sistem ini, prosedurnya adalah sebagai berikut.
Untuk jenis-jenis peraelatan dan perlengkapan yang digunakan adalah sebagai berikut.
a) Filing cabinet
Satu laci filing cabinet dapat menampung sampai sebanyak 5.000 surat. Namun untuk mempermudah menyimpan dan mengambil arsip sebagiknya diisi dengan 3.500-4000 arsip. Berarti untuk menyimpan 10.000 surat diperlukan 3 laci filing cabinet (satu filing cabinet berlaci 3).
b) Guide
Guide diperlukan sebagai pembatas, dibelakang guide ditempatkan beberapa folder, kurang lebih sepuluh folder. Satu folder berisi 25 lembar surat, berarti satu laci memuat 150 folder. Sehingga diperlukan 10 guide setiap laci.
c) Hanging Folder
Satu laci butuh sekitar 150 hanging folder. Berarti dibutuhkan sekitar 450 hanging folder untuk menyimpan arsip sebanyak 10.000 lembar.
d) Kartu Indeks
Kartu indeks dibuat sebanyak jumlah nama koresponden dari arsip yang disimpan. Jika jumlah surat dari satu koresponden sudah lebih dari 5, maka kode surat pada kartu indeks ditulis dengan kode nomor, tetapi jika belum diberi kode C.
e) Buku Nomor
Perhatikan buku nomor berikut
Tanggal Nama Nomor File
10 Januari 2013 Muhammad Galih Prasetyo 100
15 Februari 2013 Muhammad Aryo Wibisono 101
25 Maret 2013 Adinda Nur Aisyah 102
Setelah peralatan untuk sistem ini tersedia maka langkah selanjutnya cara menyimpan arsip dengan sistem nomor seri ini adalah sebagai berikut.
a) Memeriksa Berkas
b) mengindeks
Tentukan nama koresponden dari surat/arsip yang akan disimpan, kemudian indeks sesuai peraturan mengindeks. Kemudian lihat kartu indeks nama tersebut pada laci cardex.
Setelah melihat kartu indeks akan menghasilkan tiga kemungkinan yaitu
d) Kartu indeks
Setiap surat yang disimpan dibuatkan kartu indeksya
e) Buku Arsip
Buku arsip adalah yang digunakan untuk mencatat surat-surat yang akan disimpan sebagai arsip.
contoh.
NO. Tanggal Simpan Caption/Judul No. Surat Hal. Surat Ket.
0000 2 Jan 2014 Andika - Lamaran kerja -
0001 7 Jan 2014 PT Agung 3/B/1/14 Tagihan -
0002 3 Feb 2014 CV Aria 4/C/1/14 Tagihan -
Untuk menyimpan arsip sistem nomor dapat dilakukan sebagai berikut.
a) Memeriksa Berkas
Berkas diperiksa tanda-tanda perintah penyimpanannya
b) Mengindeks
Mengindeks dalam sistem terminal digit adalah membagi nomor arsip yang berasal dari buku arsip beberapa unit untuk menunjukkan letak/posisi dimana surat tersebut disimpan.
Jadi arsip yang akan disimpan terlebih dahulu dicatat dalam buku arsip untuk mendapatkan nomor urut penyimpanan yang sekaligus juga sebagai kode surat. Disamping itu jangan lupa dibuatkan kartu indeksnya.
Contoh kode surat 0456
Kode surat pada kartu indeks memiliki arti sebagai berikut.
Unit I
Diambil dua angka dari urutan paling akhir (56), artinya menyatakan nomor laci (50-59) dan nomor guide (56).
Unit II
Satu angka setelah unit ke satu (4), artinya menyatakan urutan folder yang tersimpan dalam laci (56/4).
Unit III
Semua angka setelah unit 1 dan 2 (0), artinya menyatakan urutan warkat yang ada dalam folder +1.
Berarti warkat yang berkode 0456, dapat kita simpan pada laci berkode 50-59, guide 56, hanging folder 56/4, pada urutan surat ke 1.
c) Mengkode
Menentukan kode berdasarkan nomor urut pada buku arsip. Jika surat terakhir yang disimpan sudah mencapai nomor 1000, maka surat selanjutnya bernomor urut 1001, sehingga kode nomor surat tersebut 1001.
d) Mensortir
Dilakukan jika jumlah arsip yang disimpan dalam jumlah yang banyak.
e) Menempatkan
Tempatkan arsip pada tempat penyimpanan yang sesuai dengan kode surat dan indeks dalam sistem terminal digit.
Untuk prosedur penemuan kembali dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
Sumber : http://www.anugerahdino.com/2014/03/penyimpanan-arsip-sistem-nomor.html
kode angka/nomor. Adapun sistem nomor yang digunakan berdasarkan peraturan yang sudah lazim digunakan yakni.
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor Dewey
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri (urut)
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan terminal digit.
Contoh:
- Sekolah : Nomor Induks Sekolah
- Perguruan Tinggi : Nomor Induk Mahasiswa
- PLN : Nomor Rekening Listrik
- Rumah Sakit : Nomor Identitas Pasien
Seperti dijelaskan diatas bahwa penyimpanan arsip dengan sistem nomor
menggunakan penyimpanan dengan metode nomor tertentu, berikut akan
dijelaskan metode-metode tersebut.
1. Penyimpanan arsip berdasarkan nomor Dewey
Filing sistem ini diciptakan oleh Malvile Dewey. Sistem ini disebut juga sistem desimal dengan menggunakan notasi angka 0-9. Untuk menyusun arsip dengan sistem nomor kita perlu membuat daftar klasifikasi, daftar klasifikasi ini adalah daftar yang memuat segala persoalan kegiatan yang ada di dalam kantor/perusahaan.
Membuat daftar klasifikasi Dewey memerlukan pemikiran yang tajam, karena setiap tingkat permasalahan hanya dibuat 10 masalah saja. Masalah utama terdiri dari 10 masalah. Setiap satu masalah utama terdiri dari 10 sub masalah. Setiap satu sub masalah terdiri dari 10 sub-sub masalah. Oleh karena itu, pengelompokan nama masalah harus benar-benar teliti, sehingga semua masalah surat dapat tercakup semua dalam klasifikasi.
Contoh daftar klasifikasi nomor Dewey.
Masalah utama Sub Masalah Sub-sub Masalah
000 Organisasi
100 Kepegawaian
100 Upah
110 Cuti
110 Cuti Melahirkan
111 Cuti Sakit
112 Cuti Tahunan
200 Keuangan
200 Kredit
210 Pajak
210 Pajak Motor
211 Pajak Mobil
212 PBB
213 PPH
Setelah membuat daftar klasifikasi, hal berikutnya dalam penyimpanan kearsipan adalah mempersiapkan peralatan dan perlengkapan. Berikut ini adalah jenis perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam sistem Dewey.
1. Filing cabinet
Diperlukan 10 Laci filing cabinet, kode laci ini sebagai penunjuk masalah utama. Kode laci ini berurutan sebagai berikut.
Laci 1 Kodenya 000
Laci 2 Kodenya 100
Laci 3 Kodenya 200
Laci 4 Kodenya 300
Laci 5 Kodenya 400
Laci 6 Kodenya 500
Laci 7 Kodenya 600
Laci 8 Kodenya 708
Laci 9 Kodenya 800
Laci 10 Kodenya 900
2. Guide
Setiap masalah utama terdiri dari 10 sub masalah. Maka apabila ada 10 masalah utama berarti ada 100 sub masalah. Oleh karena itu dibutuhkan pula guide sebanyak 100 buah. Untuk Kode guidenya sendiri dapat dilihat sebagai berikut.
Guide 1 Kodenya 000
Guide 2 Kodenya 010
Guide 3 Kodenya 020
Guide 4 Kodenya 030
Guide 5 Kodenya 040
Guide 6 Kodenya 050
Guide 7 Kodenya 060
Guide 8 Kodenya 070
Guide 9 Kodenya 080
Guide 10 Kodenya 090
3. Hanging Folder
Setiap sub masalah terdiri dari 10 sub-sub masalah. Jika ada 100 sub masalah berarti dibutuhkan 1.000 hanging folder. Hanging folder ini terletak dibelakang guide. Pada guide 010, terdapat 10 hanging folder yang berkode sebagai berikut.
Hanging folder 1 Kodenya 010
Hanging folder 2 Kodenya 011
Hanging folder 3 Kodenya 012
Hanging folder 4 Kodenya 013
Hanging folder 5 Kodenya 014
Hanging folder 6 Kodenya 015
Hanging folder 7 Kodenya 016
Hanging folder 8 Kodenya 017
Hanging folder 9 Kodenya 018
Hanging folder 10 Kodenya 019
d. Kartu indeks
Kartu indeks digunakan untuk mencatat setiap surat yang disimpan.
e. Rak sortir
Jumlah rak sortir disesuaikan dengan kebutuhann.
Setelah peralatannya sudah tersedia, maka langkah selanjutnya adalah penyimpanan dengan menggunakan sistem ini, prosedurnya adalah sebagai berikut.
- Memeriksa berkas. Tahap ini dilakukan dengan memeriksa tanda-tanda perintah penyimpanan arsip, apakan ada tanda 'dep', simpan, dan lain sebagainya.
- Mengindeks, mengindeks dilakukan dengan cara melihat masalah surat tersebut kemudian mencocokan dengan daftar klasifikasi nomor Dewey yang sudah kita buat tadi Jangan lupa untuk membuat kartu indeksnya.
- Mengode, memberi kode pada surat dengan nomor klasifikasi Dewey. Contoh: Masalah cuti melahirkan berkode 111.6. Saat memasukan surat ke folder, petugas harus melihat surat ini merupakan surat yang keberapa. Jika di folder sudah ada 6 surat, berarti surat ini merupakan surat yang ke 7. Sehingga kode surat menjadi 111.6 (surat dimulai dari kode 0 sebagai urutan 1).
- Menyortir, kegiatan ini dilakukan jika jumlah surat sudah banyak.
- Menempatkan, tempatkanlah surat di dalam laci berkode 100, dibelakang guide berkode 110, di dalam hanging folder berkode 111, surat urutan ke 7 dari belakang.
Sedangkan untuk prosedur penemuan kembali menggunakan sistem nomor dewey ini adalah sebagai berikut
- Jika kode surat yang akan dicari sudah di ketahui, maka langsung cari saja pada tempat penyimpanannya.
- Contoh: Arman akan mencari surat berkode 245.1. Maka ia akan mencari pada laci berkode 200, dibelakang guide berkode 240, dalam hanging folder 345, urutan surat ke 2 (2+1).
- Ambil surat dari folder dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
- Berikan kepada peminjam berikut lembar pinjam arsip (lembar 2)
- Simpan lembar pinjam arsip (lembar 3) pada tickler file.
- Sedangkan jika tidak mengetahui surat yang akan dicari, maka pergilah ke cardex untuk melihat kartu indeks. kemudian lihatlah kodenya dan carilah seperti cara yang diatas.
Sistem ini dilakukan jika jumlah arsip yang disimpan berkisar 1.000
sampai 10.000 arsip. Penomoran dimulai dari nomor 1,2,3, dan seterusnya.
Pada sistem ini setiap koresponden diberi nomor kode sesuai dengan
urutan yang berlaku pada Buku Nomor.
Buku Nomor adalah buku yang berisi nomor-nomor yang sudah
digunakan sebagai nomor koresponden (nama) dalam file sistem nomor. Nama
koresponden yang dapat deberi kode nomor adalah jika surat atas nama
tersebut sudah lebih dari 5 surat. Tetapi jika belum mencapai 5 surat,
maka belum ditulis pada buku nomor, surat diberi kode sementara dengan
huruf C yang berarti file Campuran.
Untuk daftar klasifikasi nomor seri adalah sebagai berikut.
1 - 100 (kode laci)
1 - 10 (kode guide
11 - 20
11 (kode hanging folder)
12
13
14
15
16
17
18
19
20
101 - 200
101 - 200
Untuk jenis-jenis peraelatan dan perlengkapan yang digunakan adalah sebagai berikut.
a) Filing cabinet
Satu laci filing cabinet dapat menampung sampai sebanyak 5.000 surat. Namun untuk mempermudah menyimpan dan mengambil arsip sebagiknya diisi dengan 3.500-4000 arsip. Berarti untuk menyimpan 10.000 surat diperlukan 3 laci filing cabinet (satu filing cabinet berlaci 3).
b) Guide
Guide diperlukan sebagai pembatas, dibelakang guide ditempatkan beberapa folder, kurang lebih sepuluh folder. Satu folder berisi 25 lembar surat, berarti satu laci memuat 150 folder. Sehingga diperlukan 10 guide setiap laci.
c) Hanging Folder
Satu laci butuh sekitar 150 hanging folder. Berarti dibutuhkan sekitar 450 hanging folder untuk menyimpan arsip sebanyak 10.000 lembar.
d) Kartu Indeks
Kartu indeks dibuat sebanyak jumlah nama koresponden dari arsip yang disimpan. Jika jumlah surat dari satu koresponden sudah lebih dari 5, maka kode surat pada kartu indeks ditulis dengan kode nomor, tetapi jika belum diberi kode C.
e) Buku Nomor
Perhatikan buku nomor berikut
Tanggal Nama Nomor File
10 Januari 2013 Muhammad Galih Prasetyo 100
15 Februari 2013 Muhammad Aryo Wibisono 101
25 Maret 2013 Adinda Nur Aisyah 102
Setelah peralatan untuk sistem ini tersedia maka langkah selanjutnya cara menyimpan arsip dengan sistem nomor seri ini adalah sebagai berikut.
a) Memeriksa Berkas
b) mengindeks
Tentukan nama koresponden dari surat/arsip yang akan disimpan, kemudian indeks sesuai peraturan mengindeks. Kemudian lihat kartu indeks nama tersebut pada laci cardex.
Setelah melihat kartu indeks akan menghasilkan tiga kemungkinan yaitu
- Jika kartu indeksnya belum ada berarti arsip tersebut adalah koresponden baru, sehingga perlu dibuat kartu indeksnya dan diberi kode C.
- Jika indeksnya ada dan berkode C, berarti nama tersebut jumlah arsipnya masih kurang dari 5 dan disimpan pada map campuran. Tidak perlu dibuatkan kartu indeks. Bila jumlahnya lebih dari 5 surat, maka arsip tersebut dikeluarkan dari map campuran dan ditempatkan pada map individu dan diberi kode nomor, kode C pada karu indeks dicoret dan diganti dengan kode nomor.
- Jika karu indeksnya ada dan bernomor, berarti arsip tersebut sudah lebih dari 5 surat dan berada pada map individu. Tidak perlu dibuatkan kartu indeksnya lagi.
c) Mengkode
Beri surat sesuai dengan nomor pada buku nomor. Atau kode C, jika jumlahnya belum mencapai 5.
d) Mensortir
Kegiatan ini dilakukan jika surat dalam jumlah yang banyak.
e) Menempatkan
Arsip ditempatkan pada tempat penyimpanan sesuai dengan kode. Jika arsip
berkode C, maka ditempatkan pada laci berkode C (Campuran). Tetapi jika
kodenya adalah nomor, berarti ditempatkan pada laci yang berkode sesuai
dengan nomor surat.
Contoh:
Arsip atas nama Ari Junaedi akan disimpan dengan sistem nomor seri. Maka
herlina sebagai petugas arsip melakukan langkah-langkah berikut.
- Mengindeks nama Ari Junaedi menjadi Junaedi, Ari.
- Mengkode nama tersebut menjadi Ju.
- Mencari pada karut indeks pada laci kode J, dibelakang guide Ju.
- Lihat kode pada kartu indeks (kode 208).
- Beri kode pada surat dengan kode 208.
- Tempatkan arsip pada laci berkode 151-300, dibelakang guide 201-210, didalam hanging folder berkode 208, dan ditempatkan paling depan.
Untuk menemukan kembali arsip dengan menggunakan sistem ini, maka dapat dilakukan langkah sebagai berikut.
- Cari kode nomor arsip tersebut jika sudah diketahui. Jika belum, dapat dilihat pada kartu indeks berapa nomor yang dimaksud.
- cari arsip tersebut pada tempat penyimpanan sesuai dengan kode nomor arsip tersebut.
- Ambil arisp dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
- Berikan pada peminjam arsip berikut lembar pinjam arsip (lembar 2)
- Simpan lembar pinjam arsip (lembar 3) pada tickler file.
3) Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor terminal digit
Sistem penyimpanan arsip berdasarkan sistem terminal digit adalah sistem
penyimpanan dan penemuan berdasarkan nomor urut pada buku arsip. Nomor
urut pada buku arsip dimulai pada nomor 0000 (4 digit), sehingga arsip
yang bernomor 0000 adalah arsip yang pertama disimpan.
Untuk paham sistem ini diperlukan konsentrasi yang tinggi, karena sistem ini sulit dipahami
jika pertama kali membaca. Pada sistem ini penomoran ditentukan pada
satu kelompok nomor yang mudah dibaca dari kanan ke kiri, yang
dipisahkan dalam kelompok terdiri dari 2 - 3 nomor.
Jenis-jenis peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada sistem nomor terminal digit ini adalah sebagai berikut.
a) Filing Cabinet
Diperlukan 10 laci filing cabinet yang berkode
Laci 1 kodenya 00 - 09
Laci 2 kodenya 10 - 19
Laci 3 kodenya 20 - 29
Laci 4 kodenya 30 - 39
Laci 5 kodenya 40 - 49
Laci 6 kodenya 50 - 59
Laci 7 kodenya 60 - 69
Laci 8 kodenya 70 - 79
Laci 9 kodenya 80 - 89
Laci 10 kodenya 90 - 99
b) Guide
Setiap laci terdiri dari 10 Guide. Jika 10 laci berarti dibutuhkan 100
guide. Laci yang berkode 00-09, terdapat 10 guide yang berkode sebagai
berikut.
Guide 1 kodenya 00
Guide 2 kodenya 01
Guide 3 kodenya 02
Guide 4 kodenya 03
Guide 5 kodenya 04
Guide 6 kodenya 05
Guide 7 kodenya 06
Guide 8 kodenya 07
Guide 9 kodenya 08
Guide 10 kodenya 09
c) Hanging Folder
Di belakang guide terdapat 10 hanging folder. Jika ada 100 guide berarti dibutuhkan 1.000 hanging folder.
Guide yang berkode 00, terdapat hanging folder yang berkode sebagai berikut.
Hanging folder 1 kodenya 00/0
Hanging folder 2 kodenya 00/1
Hanging folder 3 kodenya 00/2
Hanging folder 4 kodenya 00/3
Hanging folder 5 kodenya 00/4
Hanging folder 6 kodenya 00/5
Hanging folder 7 kodenya 00/6
Hanging folder 8 kodenya 00/7
Hanging folder 9 kodenya 00/8
Hanging folder 10 kodenya 00/9
d) Kartu indeks
Setiap surat yang disimpan dibuatkan kartu indeksya
e) Buku Arsip
Buku arsip adalah yang digunakan untuk mencatat surat-surat yang akan disimpan sebagai arsip.
contoh.
NO. Tanggal Simpan Caption/Judul No. Surat Hal. Surat Ket.
0000 2 Jan 2014 Andika - Lamaran kerja -
0001 7 Jan 2014 PT Agung 3/B/1/14 Tagihan -
0002 3 Feb 2014 CV Aria 4/C/1/14 Tagihan -
Untuk menyimpan arsip sistem nomor dapat dilakukan sebagai berikut.
a) Memeriksa Berkas
Berkas diperiksa tanda-tanda perintah penyimpanannya
b) Mengindeks
Mengindeks dalam sistem terminal digit adalah membagi nomor arsip yang berasal dari buku arsip beberapa unit untuk menunjukkan letak/posisi dimana surat tersebut disimpan.
Jadi arsip yang akan disimpan terlebih dahulu dicatat dalam buku arsip untuk mendapatkan nomor urut penyimpanan yang sekaligus juga sebagai kode surat. Disamping itu jangan lupa dibuatkan kartu indeksnya.
Contoh kode surat 0456
Kode surat pada kartu indeks memiliki arti sebagai berikut.
Unit I
Diambil dua angka dari urutan paling akhir (56), artinya menyatakan nomor laci (50-59) dan nomor guide (56).
Unit II
Satu angka setelah unit ke satu (4), artinya menyatakan urutan folder yang tersimpan dalam laci (56/4).
Unit III
Semua angka setelah unit 1 dan 2 (0), artinya menyatakan urutan warkat yang ada dalam folder +1.
Berarti warkat yang berkode 0456, dapat kita simpan pada laci berkode 50-59, guide 56, hanging folder 56/4, pada urutan surat ke 1.
c) Mengkode
Menentukan kode berdasarkan nomor urut pada buku arsip. Jika surat terakhir yang disimpan sudah mencapai nomor 1000, maka surat selanjutnya bernomor urut 1001, sehingga kode nomor surat tersebut 1001.
d) Mensortir
Dilakukan jika jumlah arsip yang disimpan dalam jumlah yang banyak.
e) Menempatkan
Tempatkan arsip pada tempat penyimpanan yang sesuai dengan kode surat dan indeks dalam sistem terminal digit.
Untuk prosedur penemuan kembali dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
- Tentukan kode surat yang ingin dicari
- jika kode surat diketahui maka langsung ke tempat penyimpanan, tetapi jika kode surat tidak diketahui maka merujuklah pada kartu indeks.
- cari arsip pada tempat penyimpanan sesuai dengan ketentuan pemberian kode.
- ambil arsip jika sudah ditemukan, dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
- berikan kepada peminjam arisp berikut dengan lembar pinjam arsip (lembar 2)
- simpan lembar pinjam arisp (lembar 3) pada tickler file.
-----------------------
Daftar Pustaka
Modul Kearsipan, Sri Endang, DKK. Erlangga
Mengelola Sistem Kearsipan, Dewi Anggrawati, Armico
Label:
Pelajaran
anak sulung yang mencoba menghadapi dunia sendirian, menulis adalah pelarian dari hiruk piruk dunia dan seisinya
Wednesday, January 4, 2017
MENGELOLA ADMINISTRASI GAJI DAN UPAH
Dalam Perusahaan Manufaktur, pembayaran kepada karyawan biasanya dibagi menjadi dua golongan yaitu Gaji dan Upah. Sistem pnggajian dan pengupahan dalam Perusahaan Manufaktur melibatkan Departemen Personalia dan Umum, Departemen Keuangan dan Departemen Akuntansi.
1. Departemen Personalia dan Umum
Departemen ini bertanggung jawab dalam pengangkatan karyawan, penetapan jabatan, penetapan tarif gaji dan upah, promosi dan penurunan pangkat, mutasi karyawan, penghentian karyawan dan pekerjaannya, dan penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan serta penghitungan gaji dan upah serta berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan.
2. Departemen Kuangan
Departemen ini bertanggung jawab terhadap keluarnya uang yang digunakan untuk membayar gaji dan upah / atas pelaksanaan pembayaran gaji dan upah serta berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan yang telah dihitung, diminta dan ittapkan oleh Bagian Deprtemen Personalia dan Umum.
3. Departemen Akuntansi
Departemen ini bertanggung jawab atas pencatatan biaya tenaga kerja dan distribusi biya tenaga kerja untuk kepentingan perhitungan Harga Pokok Prouk dan penyediaan informasi guna pengawassan biaya tenaga kerja.
A. Sistem Penggajian Terdiri Dari Jaringan Prosedur
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
2. Prosedur pembuatan daftar gaji
3. Prosedur distribusi biaya gaji
4. Prosedur pembuatan bukti kas keluar
5. Prosedur pembayaran gaji
B. Sistem Pengupahan Terdiri Dari Jaringan Prosedur
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
2. Prosedur pencatatan waktu kerja
3. Prosedur pembuatan daftar upah
4. Prosedur distribusi biaya upah
5. Prosedur pembuatan bukti kas keluar
6. Prosedur pembayaran upah
Prosedur Pencatatan Waktu Hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi atau pabrik.
Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, yang karyawan haus menandatangani setiap hadir dan pulang dari perusahaan atau dapat menggunakan kartu hadir ( berupa clock card ) yang diisi secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu ( time record machine ).
Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan untuk menetukan gaji dan upah karyawan. Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir digunakan untuk menentukan apakah karyawan dapat memperoleh gaji penuh, atau harus dipotong akibat ketidakhadiran mereka.
Daftar hadir ini juga digunakan untuk menentukan apakah karyawan bekerja di perusahaan dalam jam biasa tau jam lembur ( over time ), sehingga dapat digunakan untuk menentukan apakah karyawan akan menerima gaji saja atau menerima tunjangan lembur ( yang terakhir ini umumnya bertarif di atas gaji biasa ).
Prosedur Pencatatan Waktu Kerja
Dalam Perusahaan Manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatatan waktu kerja diprlukan bagi karyawanyang bekerja I fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya upah karyawan kepada produk tau pesanan yang menikmati jsa karyawan tersebut.
Jika misalnya seorang kryawan pabrik hadir selama 7 jam dalam suatu hari kerja, jumlah jam hadir tersebut dirinci menjadi waktu jam kerja dalam tiap - tiap pesanan yang dikerjakan. Dengan demikian waktu jam kerja ini dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja langsung kepada produk yang diproduksi.
Prosedur Pembuatan Daftar Gaji dan Upah
Dalam rosedur ini, fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembutan daftar gaji dan upah adalah surat - surat keputusan mengeni pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian kryawan, penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan menenai ptongan PPh pasal 21 dihitung oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah atas dasar yang tercantum dalam kartu penghasilan karyawan. Potongan 21 ini dicantumkan dalam daftar gaji dan upah.
Prosedur Distribusi Biaya Gaji dan Upah
Dalam prosedur ini distribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen - departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk.
Prosedur Pembayaran Gaji dan Upah
Dalam prosedur ini melibatkan Fungsi Akuntansi dan Fungsi Keuangan. Fungsi Akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada Fungsi Keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi Keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank kemudian memasukkan ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak, pembagian amplop gaji dan upah biasanya dilakukan oleh Juru Bayar ( pay master ).
C. Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen
Informasi yagn dibutuhkan oleh Manajemen dari kegiatan penggajian dan pengupahan adalah :
1. Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
2. Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban setiap pusat pertanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu.
3. Jumlah gaji dan upah yagn ditrima etiap karyawan selama periode akuntansi tertentu.
4. Rincian unsure biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan dan setiap pusat petanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu.
D. Dokumen Yang Digunakan
1. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji dan Upah
Dokumen ini umumnya dikelurkan oleh Fungsi Kepegawaian berupa surat – surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti misalnya surat keputusan pengangktan karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif upah, penurunan pangkat, pemberhentian sementara dari pekerjaan ( skorsing ), pemindahan, dan lain sebagainya.
2. Kartu Jam Hadir
Dokumen ini digunakn oleh Fungsi Pencatat Waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hdir kryawan ini dapat berupa daftarhadir biasa, dapat pula berbentuk krtu hadir yagn diisi dengan mesin pencatat waktu.
3. Kartu Jam Kerja
Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu. Dokumen ini diisi oleh Mandor Pabrik dan diserahkan ke Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam hadir, sebelum digunakn untuk distribusi biaya upah langsung kepada setipa jenis produk atau pesanan.
Setelah telah disebutkan di atas, catatan waktu jam kerja ini hanya diprlukan dalam perusahaan yang prouksinya berdasarkan pesanan. Dalam perusahaan ini diperlukan informasi biaya tenaga kerja langsung pabrik untuk setiap pesanan yang diproduksi.
Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karyawan pabrik mengerjakan pekerjaan yang sama dari hari ke hari, ehingga tidak diperlukan data untuk melkukan distribusi biaya tenaga kerja langsung pabrik. Semua biaya tenaga kerja langsung dalam perusahaan ini dibebankan langung kepada produk yang sama.
4. Daftar Gaji dan Daftar Upah
Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan, dikurangi potongan - potongan berupa PPh Pasal 21, utang karyawan, iuran untuk organisasi kryawan, dan lain sebagainya.
5. Rekap Daftar Gaji dan Rekap Daftar Upah
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen, yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, rekap daftar upah dibuat untuk membebankan upah langsung dalam hubungannya dengan produk kepada pesanan yang bersangkutan. Distribusi biaya tenaga kerja ini dilakukan oleh Fungsi Akuntansi Biaya dengan dasar rkap daftar gaji dan upah.
6. Surat Pernyataan Gaji dan Upah
Dokumen ini dibuat oleh Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap karyawan beseta berbagai potongan yang menjdi beban setiap karyawan.
7. Amplop Gaji dan Upah
Uang gaji dan upah kryawan diserahkan kepada setap karyawan dalam amplop gaji dan upah. Di halaman muka amplop gaji dan upah setiap kryawan ini berisi informasi mengenai nama karyawa, nomor identifiksai karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan tertentu.
8. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluran yang dibuat oleh Fungsi Akuntansi kepada Fungsi Keuangan, berdasarkan infomasi dalam dafta gaji dan upah yang diterima dari Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah.
E. Dasar Tarif Penentuan Upah Karyawan
1. Tarif Berdasarkan Jam Kerja
Jika seorang pekerja diupah berdasarkan jam kerja, maka besarnya upah kotor yang akan dibayarkan kepada pekerja sebesar jumlah jam kerja termasuk jam lembur dikalikan dengan tarif upah per jam kerja.
Upah Kotor = Jumlah Jam Kerja x Tarif Per Jam
2. Tarif Berdasarkan Per Unit Produksi
Apabila perusahaan menggunakan tarif berdasarkn unit prouksi yang dihasilkan, maka upah kotor yang akan diterima oleh ekerja adalah sebesar unit produksi yang dihasilkan oleh masing - masing pekerja kalikan dengan tarif upah per unit.
Upah Kotor = Unit Dihasilkn x Tarif Per Unit
3. Tarif Berdasarkan Insentif
Pada beberapa perusahaan, seringkali untuk merangsang agar para pekerja lebih prouktif perusahn mengambil kebijakan untuk memberikan insentif. Pada dasar ini upah kotor akan dibyrkan sebesar upah standar dtambah dengan jumlah standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Misalnya ditentukan jumlah produksi standar per pekerja sebesar 500 unit per hari ( 7 jam kerja ) dengan tarif per jam kerja Rp. 1.200,- dan akan mendapatkan insentif Rp. 50,- per unit produk kelebihannya dari standar. Bila Dauz pada suatu hari mampu menghasilkan 550 unit, maka upah Dauz hari itu sebesar :
Upah Normal = 7 x Rp. 1.200,- = Rp. 8.400,-
Insentif = ( 500 - 500 ) x Rp. 50,- = Rp. 2.500,- +
Total = Rp. 10. 900,-
F. Catatan Akuntansi Yang Digunakan
1. Jurnal Umum
Dalam pencatatan gaji dan upah ini jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi tenaga kerja ke dalam setiap departemen dalam prusahaan.
2. Kartu Harga Pokok Produk
Catatan Ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
3. Kartu Biaya
Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen dalam perusahaan. Sumber informasi untuk pencatatan dalam kartu biaya ini adalah bukti memorial. Kartu biaya dapat menggunakan formulir rekening enga debit lebar ( wide debit ledger ).
4. Kartu Penghasilan Karyawan
Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai potongannya yang diterima oleh setiap karyawan. Informasi dalam kartu penghasilan ini dipakai sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21 yang menjadi beban setiap karyawan.
Disamping itu, kartu penghasilan kaywan ini digunakan sebagai tanda terima gaji dan upah karyawan dengan ditandatanganinya kartu tersebut oleh karyawan yang bersangkutan.Dengan tanda tangan pada kartu penghasilan kryawan ini, setiap karyawan hanya mengetahui gaji dan upahnya sendiri, sehingga rahasia pengahsilan karyawan tertentu tidak diketahui oleh karyawan lain.
G. Fungsi Yang Terkait
1. Fungsi Kepegawaian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, mebuat surat karyawan, dan pemberhentian karyawan.
2. Fungsi Pencatat Waktu
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian intern yang baik mensyaratkan Fungsi Pencatatan Waktu Hadir Karyawan tidak boleh dlaksanakan oleh Fungsi Operasi atau Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah.
3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dftar gaji dan upah yang berisi pengahasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan oleh Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah kepada Fungsi Akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah kepada karyawan.
4. Fungsi Akuntansi
a. Bagian Utang
Bagian ini memegang Fungsi Pencatat Uang yang dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan betanggung jawab untuk memproses pembayaran gaji dan upah seperti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah.
Bagian ini menerbitkan bukti kas keluar yang memberi otorisasi kepada Fungsi Pembayar Gaji dan Upahuntuk membayarkan gaji dan upah kepada karyawan seperti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah tersebut.
b. Bagian Kartu Biaya
Bagian ini memegang Fungsi Akuntansi Biaya yang dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan betanggung jawab untuk mencatat distribusi biaya ke dalam kartu harga pokok produk dan kartu biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dan kartu jam kerja ( untuk tenaga kerja langsung pabrik ).
c. Bagian Jurnal
Bagian ini memegang Fungsi Pencatat Jurnal yang bertanggung jawab untuk mencatat biaya gaji dan upah dalam jurnal umum.
5. Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimsukkan ke dalam amplop gaji dan upah setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepda kryawan yang berhak.
Label:
Pelajaran
anak sulung yang mencoba menghadapi dunia sendirian, menulis adalah pelarian dari hiruk piruk dunia dan seisinya
ADMINISTRASI PERKANTORAN - GAJI DAN UPAH
I. MENYIAPKAN PENGELOLAAN ADMINSTRASI GAJI DAN
UPAH
A.
Pengertian
Gaji dan Upah
ü Kompensasi
adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah tertentu
oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah
diberikan untuk mencapai tujuan perusahaan.
ü Kompensasi
ini juga berupa gaji dan upah
ü Istilah
gaji lebih banyak dipakai untuk kompensasi bagi para pegawai, sedangkan upah
untuk para pekerja (buruh)
ü Gaji
diberikan teratur setiap bulan dalam jumlah pasti, sedangkan upah biasanya
diberikan bulanan atau kurang dari itu dan sangat dipengaruhi oleh volume output yang dihasilkan oleh setiap
individu pekerja.
B.
Penggolongan
Gaji dan Upah
Karyawan
adalah orang yang bekerja pada suatu perusahaan dan mendapatkan imbalan jasa
atas tenaga yang dikeluarkannya untuk mancapai tujuan perusahaan tersebut.
Karyawan
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1.
Tenaga
Eksekutif
ü Karyawan
yang termasuk ke dalam golongan ini mempunyai tugas mengambil berbagai
keputusan dan melaksanakan fungsi manajemen, yaitu merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinir, mengendalikan, dan mengawasi.
2.
Tenaga
Operatif
ü Karyawan
yang termasuk dalam golongan ini merupakan tenaga terampil yang menguasai
bidang pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat
dilaksanakan dengan baik.
Tenaga
operatif dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
a.
Tenaga Terampil (skilled labor)
b.
Tenaga Setengah Terampil (semi skilled labor)
c.
Tenaga Tidak Terampil (unskilled labor)
C.
Data Gaji
dan Upah
Data-data
yang diperlukan dalam pengelolaan gaji dan upah adalah :
1.
Rekaman waktu kehadiran
ÿ Rekaman
waktu dan kehadiran merupakan rekaman bukti kehadiran yang berkesinambungan di
tempat kerja sesuai dengan perjanjian.
ÿ Data ini
memuat informasi mengenai jam kedatangan dan jam selesai kerja karyawan.
ÿ Dari data
ini juga diketahui lamanya karyawan tersebut bekerja.
2.
Daftar gaji
ÿ Daftar
gaji adalah lembaran yang memuat semua informasi yang berkaitan dengan gaji dan
upah
3.
Kartu rekaman penghasilan
ÿ Kartu
rekaman penghasilan adalah kartu yang memuat rekaman upah yang dibayarkan
kepada karyawan beserta potongan pajak penghasilan yang diambil darinya
4.
Slip upah
ÿ Rincian
lengkap upah yang diterima oleh karyawan
5.
Paket upah
ÿ Upah
biasanya dibayarkan dalam amplop. Amplop ini disebut paket upah. Amplop khusus
mencantumkan nama pegawai, nomor, dan departemennya ditempat yang terlihat
6.
Rekaman staf
ÿ Rekaman
staf adalah rekaman yang memberikan rincian jasa untuk pegawai.
D.
Prosedur
Penggajian dan Pengupahan
Prosedur
penggajian dan pengupahan di setiap perusahaan tidak sama. Masing-masing
mempunyai peraturan. Walaupun berbeda-beda, perusahaan tersebut tidak boleh
bertentangan dengan peraturan mengenai penggajian dan pengupahan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
Berikut ini
merupakan prosedur penggajian dan pengupahan :
1.
Bagian Personalia
Æ Menyiapkan
daftar gaji dan bukti pembayaran gaji masing-masing rangkap 2, kemudian
disampaikan ke bagian umum.
2.
Bagian Umum
Æ Meneliti
kebenaran daftar karyawan dan jumlah gaji serta perhitungan PPh pasal 21 yang
tercantum dalam daftar gaji dan bukti pembayaran gaji.
Æ Setelah
disetujui diserahkan ke kasir
3.
Kasir
Æ Meneliti
kembali penjumlahan angka-angka dalam daftar gaji dan bukti pembayaran gaji.
Æ Menyiapkan
bukti bank keluar dan cek/giro untuk disampaikan ke bagian keuangan.
4.
Bagian Keuangan
Æ Melihat
kembali daftar gaji dan bukti pembayaran gaji mengenai jumlah gaji yang akan
dibayar dengan jumlah yang tertera dalam cek/giro.
Æ Setelah
ditandatangani, cek/giro didistribusikan sebagai berikut :
a.
Daftar gaji lembar ke-1 dan bukti bank keluar
lembar ke-1 didistribusikan ke bagian Akuntansi untuk dibukukan
b.
Daftar gaji lember ke-2 dan bukti pembayaran
gaji lembar ke-1 serta lembar ke-2 serta cek/giro diserahkan ke bagian
personalia untuk dibagikan kepada karyawan (uang dan bukti pembayaran lembar
ke-1)
c.
Bukti bank keluar lembar ke-2 diserahkan ke
kasir untuk dicatat pada daftar kas.
5.
Bagian Akuntansi
Æ Setelah
menyakini kebenaran berkas gaji, bagian Akuntansi kemudian membukukan transaksi
pembayaran gaji.
II.
MENGHITUNG
GAJI DAN UPAH SETIAP KARYAWAN
- Tambahan Gaji dan Upah
§ Selain
gaji dan upah, karyawan juga mendapatkan manfaat-manfaat lain, misalnya
tunjangan istri dan anak, tunjangan jabatan, tunjangan hari raya, uang
transport, uang makan dsb.
§ Selain
itu, kadang ada beberapa perusahaan yang mengharuskan karyawannya untuk lembur.
Lembur adalah penyelesian pekerjaan diluar jam kerja yang ditetapkan. Kelebihan
jam kerja ini harus mendapatkan kompensasi.
§ Waktu
kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaaan, dapat dilaksanakan pada siang
hari dan atau malam hari. Waktu
kerja yang ditetapkan, misalnya :
1.
Waktu kerja siang hari :
a.
7 jam 1 hari, 40 jam 1 minggu, dan 6 hari
kerja dalam 1 minggu
b.
8 jam 1 hari dan 5 hari kerja dalam 1 minggu
2.
Waktu kerja malam hari :
a.
6 jam 1 hari, 35 jam 1 minggu, dan 6 hari
kerja dalam 1 minggu
b.
7 jam 1 hari, 35 jam 1 minggu, dan 5 hari
kerja dalam 1 minggu
B.
Potongan
Penghasilan
§ Selain
tambahan penghasilan, setiap karyawan juga mendapatkan potongan-potongan,
misalnya pajak penghasilan, iuran pensiun, tabungan hari tua, asuransi,
pinjaman dsb. Potongan ini akan mengurangi jumlah penghasilan yang diterima
oleh setiap karyawan yang bersangkutan.
- Formula Perhitungan Gaji dan Upah Karyawan
Berikut ini adalah formula perhitungan gaji dan upah
karyawan :
Penghasilan bruto
Penambahan :
Tunjangan-tunjangan
Lembur, dsb
Jumlah penghasilan
bruto
Pengurangan :
Pajak Penghasilan
Pinjaman
Iuran pension
Tabungan hari tua,
dsb
Jumlah penghasilan
neto
|
XXX
XXX +
XXX
XXX
XXX
XXX +
|
XXX
XXX +
XXX
XXX _
XXX
|
Contoh :
Ananta
seorang karyawan PT. Kartika Jaya mempunyai penghasilan sebulan sebesar Rp. 1.700.000. Ananta sudah
menikah dan mempunyai 1 orang anak.
Selain
gaji, ia juga mendapatkan tunjangan untuk anak dan istrinya, serta uang
transport dan makan, sebesar Rp. 240.000 dan Rp. 304.500. Biaya jabatan sebesar
Rp. 1.296.000. Potongan yang dikenakan terhadapnya adalah pajak penghasilan dan
iuran pensiun. Iuran persiun sebesar Rp. 100.000.
Hitunglah
penghasilan Ananta sebulan!
III. MEMBUAT DAFTAR GAJI DAN UPAH KARYAWAN
SLIP GAJI
1.
Pengertian
Slip Gaji
Slip gaji
adalah suatu catatan yang menunjukkan upah atau gaji yang dibayarkan untuk
jasa-jasa karyawan pada suatu periode tertentu, bersama dengan rincian hak-hak
atas jumlah tersebut dan pengurangan-pengurangan terkait terhadap pembayaran
kepada karyawannya.
2.
Bentuk
Slip Gaji
Bentuk
atau format slip gaji berbeda-beda di setiap perusahaan, tergantung
masing-masing kebutuhan.
Berikut
ini adalah contoh bentuk slip gaji.
……………………………………………..
|
SLIP
GAJI
|
Nama :
NIP :
Status
Kepegawaian :
Status
Perkawinan :
Bagian :
Jabatan :
|
|
Rincian Gaji
|
|
Gaji
Pokok
Ditambah
:
Dikurangi
:
Gaji
Dibayarkan
(…………………………………………………………………………………’………………..)
|
|
…………………. ……………… …………….
Bagian……………….. Bagian………………..
( ) ( ) ( )
|
|
Lembar
ke-1 : untuk pegawai, bersama uang gaji
Lembar
ke-2 : bagian personalia
|
3.
Formulir
Kas Bon
ü Adakalanya
karyawan membutuhkan uang dengan segera, padahal tanggal terima gaji masih
lama. Oleh karena itu, perusahaan mengeluarkan kebijakan
kas bon. Karyawan dapat meminjam sejumlah uang kemudian pada saaat terima gaji,
akan dipotong sebesar kas bon atau ketentuan lain yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
ü Kas bon
disiapkan oleh pihak yang membutuhkan dana dan disetujui oleh atasan langsung.
Kas bon oleh kasir diperlakukan sebagai uang tunai (kas kecil) dan disimpan
dalam kotak kas. Setelah dipertanggungjawabkan, kas disobek/dibuang.
………………………….
|
KAS
BON
|
No
: Tanggal :
|
|
HARAP
SEGERA
DIPERTANGGUNGJAWABKAN
|
|||
Diterima
dari kasir uang sebesar Rp……………………………………………………
(……………………………………………………………………………………………………)
Untuk
keperluan :
|
|||
………………………....
Bagian………………….
( )
|
……………………
Bagian………………
( )
|
……………………….
Bagian……………….
( )
|
………………………
Bagian………………
( )
|
B.
Rekapitulasi
Gaji dan Upah Karyawan
§ Rekapitulasi
gaji dan upah karyawan disebut juga daftar gaji.
§ Daftar
gaji merupakan rekapitulasi rencana pembayaran gaji untuk seluruh karywan.
§ Daftar ini
disiapkan oleh bagian personalia berdasarkan absensi aatau daftar hadir
(kemungkinan adanya sangsi pemotongan gaji) dan standar gaji.
§ Untuk upah
harian, dihitung dari jumlah kehadiran (jam kerja) dikalikan tariff upah per
jam/hari.
§ Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan daftar gaji, misalnya
perhitungan cicilan pinjaman pegawai, perhitungan PPh pasal 21 dan klasifikasi
gaji atau upah karyawan berdasarkan bidang kerja masing-masing.
IV. PENGGOLONGAN TENAGA KERJA
Tenaga
kerja dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok berikut :
A.
Tenaga
Kerja Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
1.
Tenaga
Kerja Bagian Produksi
ü Tenaga
kerja bagian produksi adalah tenaga kerja yang secara langsung atau tidak
langsung terlibat dalam kegiatan produksi sehingga jasa yang diberikan kepada
tenaga kerja bagian produksi akan dimasukkan dalam unsur harga pokok produksi
sebagai biaya tenaga kerja langsung atau tidak langsung.
2.
Tenaga
Kerja Bagian Pemasaran
ü Tenaga
kerja bagian pemasaran adalah tenaga kerja yang berhubungan dengan kegiatan
distribusi / penjualan hsil produksi sehingga jasa yang diberikan kepada tenaga
kerja pemsaran tidak termasuk dalam unsur produksi tetapi dimasukkan dalam
unsur penjualan.
3.
Tenaga
Kerja Bagian Administrasi dan Umum
ü Tenaga
bagian administrasi dan umum adalah tenaga kerja yang berhubungan dengan
kegiatan adminstrasi dan umum yang ada di kantor sehingga jasa yang diberikan
kepada tenaga kerja atau pegawai bagian umum administrasi termasuk ke dalam
biaya administrasi dan umum.
B.
Tenaga
Kerja Menurut Hubungannya Dengan Produk
1.
Tenaga
Kerja Langsung
ü Tenaga
kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung menangani proses
pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi / produk jadi dalam kegiatan produksi. Sehingga jasa yang
diberikan kepada tenaga kerja langsung dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja
langsung.
2.
Tenaga
Kerja Tidak Langsung
ü Tenaga
kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak langsung menangani
pengolahan bahan tetapi membantu atas penyelesaian produk dalam perusahaan
sehingga jasa yang diberikan kepada tenaga kerja tidak langsung dimasukkan ke
dalam perkiraan biaya tenaga kerja tidak langsung.
C.
Tenaga
Kerja Menurut Pendidikannya / Kemampuannya
1.
Tenaga
Kerja Terdidik
ü Tenaga
kerja terdidik adalah tenaga kerja unutk menduduki profesinya karena adanya
pendidikan secara formal (biasanya sebagai tenaga ahli, manajer dll.)
2.
Tenaga
Kerja Terlatih
ü Tenaga
kerja terlatih adalah tenaga kerja untuk menduduki profesinya karena adanya
latihan / ketrampilan yang duperoleh dari pendidikan nonformal (biasanya
sebagai tenaga pelaksana)
3.
Tenaga
Kerja Tidak Terdidik / Tidak Terlatih
ü Tenaga
kerja tidak terdidik / tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak mempunyai
keahlian khusus biasanya sebagai tenaga kasar dengan diberi upah secara harian.
D.
Tenaga
Kerja Menurut Kegiatan Departemen-departemen Dalam Perusahaan
1.
Tenaga
Kerja Departemen Produksi
a.
Tenaga Kerja Bagian Pengolahan
b.
Tenaga Kerja Bagian Penelitian
c.
Tenaga Kerja Bagian Penyempurnaan
2.
Tenaga
Kerja Departemen Non Produksi
a.
Tenaga Kerja Bagian Personal
b.
Tenaga Kerja Bagian Akuntansi
c.
Tenaga Kerja Bagian Kantor
E.
Tenaga
Kerja Menurut Jenis Pekerjaannya
1.
Tenaga
Kerja Bagian Pabrik
a.
Manajer pabrik
b.
Karyawan pabrik
c.
Tukang servis mesin
d.
Operator produksi
e.
Penagwas / mandor
2.
Tenaga
Kerja Bagian Kantor
a.
Manajer personalia
b.
Karyawan kantor
c.
Sekretris
d.
Juru tik
3.
Tenaga
Kerja Bagian Lapangan
a.
Pemasaran
b.
Periklanan
c.
Penagihan
V. AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA
A.
Pencatatan
dan Perhitungan Waktu Kerja
Kegiatan
pertama yang dilakukan oleh Akuntansi tenaga kerja adalah mencatat waktu kerja.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh bagian personalia dengan dibuatkan kartu
jam hadir bulanan atau dapat pula didasarkan pada satuan produk yang dihasilkan
pekerja yang bersangkutan.
Dibawah
ini diberikan contoh kartu jam kerja / catatan waktu bagi seorang karyawan
KARTU JAM KERJA
Nama
Tenaga Kerja :
Unit Kerja :
Periode :
|
|||||||
Hari/
Tanggal
|
Jam
Masuk
|
Jam
Istirahat
|
Jam
Kembali
|
Jam
Pulang
|
Jumlah
Jam
|
Jam
Reguler
|
Jam
Lembur
|
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
Pencatatan
dan perhitungan waktu / jam kerja di atas dikirim ke bagian pembuatan daftar
gaji sebagai dasar untuk penyusunan daftar gaji dan upah.
B.
Perhitungan
Jumlah Biaya Tenaga Kerja
Dari
pencatatan dan perhitungan waktu kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk
penyusunan daftar gaji, baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung,
maupun tenaga kerja bagian pemasaran dan bagian administrasi dan umum.
Dibawah
ini diberikan contoh blangko daftar gaji / upah karyawan suatu perusahaan pada
periode tertentu.
PT. MIRAH
Daftar Gaji / Upah
Bulan………………
|
|||||||||||||||
No.
|
Nama Pekerja
|
Jml. Jam Kerja
|
Upah Variabel
|
Upah Tetap
|
Gaji
/Upah Kotor
|
Potongan
|
Jml.
Pot.
|
Upah
Yang diterima
|
|||||||
Jam Reguler
|
Jam Lembur
|
PPh
|
Astek
|
Pinjaman
|
|||||||||||
Jml. Jam
|
Tarif
|
Total
|
Jml. Jam
|
Tarif
|
Total
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
1.
2.
3.
4.
|
A
B
C
D
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(P)
|
(Q)
|
(R)
|
(S)
|
|
(T)
|
Dari
daftar gaji dan upah di atas secara umum dapat dibuat jurnal sebagai berikut :
a.
Gaji / upah dari daftar gaji :
Gaji dan
upah Rp.xxx
(P)
Utang PPh karyawan Rp.xxx (Q)
Utang astek Rp.xxx
(R)
Piutang karyawan Rp.xxx (S)
Utang gaji dan upah Rp.xxx (T)
b.
Pembayaran gaji dan upah :
Utang gaji
dan upah Rp.xxx
(T)
Kas Rp.xxx(T)
c.
PPh karyawan dan asuransi tenaga kerja ke
kantor kas negara dan kantor asuransi :
Utang gaji
dan upah Rp.xxx
(Q)
Utang
astek Rp.xxx
(R)
Kas Rp.xxx(Q+R)
VI. PEMBEBANAN BIAYA TENAGA KERJA
Jumlah
gaji dan upah yang telah dihitung oleh petugas pembuat daftar gaji dan upah
tersebut kemudian dialokasikan / dibebankan ke masing-masing jenis biaya,
dengan mendebit masing-masing biaya dan mengkredit gaji dan upah dengan jurnal
sebagai berikut :
BDP-biaya
tenaga kerja langsung Rp.xxx
Biaya
overhead pabrik sesungguhnya Rp.xxx
Biaya
pemasaran Rp.xxx
Gaji dan upah Rp.xxx
Dari
daftar gaji dan upah di atas dapat disederhanakan / direkapitulasi sebagai
berikut :
Gaji dan Upah
|
Gaji Kotor (Rp.)
|
Potongan
|
Jumlah Potongan
|
Gaji/Upah Bersih (Rp.)
|
||
PPh 21
|
Astek
|
Pinjaman
|
||||
1.Bagian
produksi langsung
|
3.080.000
|
308.000
|
154.000
|
100.000
|
562.000
|
2.518.000
|
Bagian produksi tak langsung
|
3.700.000
|
370.000
|
185.000
|
75.000
|
630.000
|
3.070.000
|
2.Bagian
pemasaran
|
6.480.000
|
648.000
|
324.000
|
400.000
|
1.372.000
|
5.108.000
|
3.Bagian administrasi
dan umum
|
3.600.000
|
360.000
|
180.000
|
300.000
|
840.000
|
2.760.000
|
Jumlah
|
16.860.000
|
1.686.000
|
843.000
|
875.000
|
3.404.000
|
13.456.000
|
Berdasarkan data di atas, maka jurnal yang diperlukan
untuk pencatatan biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut :
a. Jurnal
saat mencatat gaji dan upah dalam daftar gaji bulan Januari :
Gaji dan upah Rp.16.860.000
Utang PPh
karyawan Rp. 1.686.000
Utang
asuransi tenaga kerja Rp. 843.000
Piutang
karyawan Rp. 875.000
Utang gaji
dan upah Rp.13.456.000
b. Jurnal
pada saat membayar gaji dan upah :
Utang gaji dan upah Rp.
13.456.000
Kas Rp.
13.456.000
c. Jurnal
saat membayar PPh karyawan dan asuransi tenaga kerja :
Utang PPh karwayan Rp.
1.686.000
Utang asuransi tenaga kerja Rp. . 843.000
Kas Rp.2.529.000
d. Jurnal
untuk mencatat pengalokasian/pembebanan biaya gaji dan upah :
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 3.080.000
BOP sesungguhnya Rp.3.700.000
Biaya pemasaran Rp.6.480.000
Biaya administrasidan umum Rp.3.600.000
Gaji dan
upah Rp.16.860.000
VII. Pajak Penghasilan Karyawan
§ Untuk
meningkatkan kesejahteraan pegawainya perusahaan yang sudah maju biasanya
menaggung sebagian atau seluruh PPh karyawan, sehingga gaji dan upah akan
bertambah, yaitu sebesar jumlah gaji dan upah menurut daftar gaji ditambah
dengan PPh yang ditanggung perusahaan.
§ Penambahan
jumlah gaji dan upah tersebut akan menambah jumlah utang gaji dan upah
karyawan. PPh yang ditanggung oleh perusahaan
dalam alokasi/pembebanan gaji dan upah diperlakukan pada masing-masing
pos sebagai berikut :
1. PPh
karyawan dari tenaga kerja langsung dan tak langsung diperlakukan sebagai biaya
overhead pabrik sesungguhnya
2. PPh
karyawan dari pegawai administrasi dan umum, masing-masing diperlakukan sebagai
biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum.
Label:
Pelajaran
anak sulung yang mencoba menghadapi dunia sendirian, menulis adalah pelarian dari hiruk piruk dunia dan seisinya
Subscribe to:
Posts (Atom)